SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA: SEMOGA BERMANFAAT AAMIIN
.

Cara Cepat Khatam Al Quran

                                                TIPS CARA CEPAT KHATAM AL QURAN

Al Qur'an adalah kitab Allah yang apabila kita membacanya bernilai ibadah. Ya memang benar, sungguh bernilai ibadah. Bayangkan ketika kita membaca satu huruf dalam Al Qur'an, nilainya sepuluh kebaikan. Hal ini sebagaimana  digambarkan Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam:
" Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan dibalas menjadi sepuluh kebaikan. Tidaklah aku mengatakan alif laam miim satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf ".1

Subhaanallah begitu besar pahala yang didapat. Rugi sungguh rugi orang yang menyia-nyiakan kesempatan baik itu. Banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk membaca majalah, koran, bulletin sampai dengan halaman terakhir dibacanya. Akan tetapi terhadap kitab sucinya. sebaliknya, bertolak belakang. Dia enggan untuk membaca, mentadabburi, bahkan mengamalkannya.

Coba kita lihat beberapa hadits berikut, gambaran betapa beruntungnya orang yang membaca Al Qur'an:

" Bacalah Al Qur'an, karena Al Qur'an akan datang padanya pada hari kiamat memberikan syafaat kepadanya".2

" Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya ".

" Dikatakan kepada Shahibil Qur'an: " Bacalah dan naiklah. Bacalah dengan tartil sebagaimana kamu baca di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu (di surga) di akhir ayat yang kamu baca".4

Dan sungguh rugi dan celaka orang yang melalaikan dalam membacanya. Lihatlah peringatan Nabi ini:

" Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan sebab Kitab ini (Al Qur'an)  dan menyia-nyiakan suatu kaum juga dengannya. 

" Sesungguhnya orang yang tidak ada di rongga mulutnya sesuatu dari Al Qur'an (tidak menghapalkannya) itu seperti rumah yang roboh". 6

Nah jelas bukan! Betapa beruntungnya orang yang membaca Al Qur'an dan ruginya orang yang meninggalkannya. Karenanya bersiap-siaplah untuk  membacanya dan sekaligus berusaha untuk mengakhatamkannya (selesai membacanya dari surat Al Fatihah s.d. An Naas). Kita bisa mengkhatamkannya dalam sebulan, tujuh hari, bahkan dalam waktu tiga hari.Terserah Anda!

Subhaanallah, coba bayangkan betapa banyak pahala yang akan didulang sang hamba ketika dia mampu mengkhatamkannya. Sementara Al Qur'an itu terdiri dari 30 Juz dan 114 surat.

Kalkulasi singkat seperti ini: ketika kita membaca Bismillaahirrahmaanirrahiim. Berapa huruf yang kita baca? Ternyata ada 19 huruf. Kalau dikalikan 10 kebaikan/pahala. Berapa hasilnya........? Bagaimana jika kita mampu menyelesaikan membacanya sampai akhir surat. Subhaanallah. Besar, besar, dan sungguh besar sekali pahalanya.

Berikut ini kiat dalam mengkhatamkan Al Qur'an:

A. Khatam Dalam Tiga Hari

Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Setiap hari 10 Juz. Dengan hitungan sehari semalam yang terdiri dari 5 (lima) waktu masing-masing  kita baca 2 (dua) Juz Al Qur'an. Kalikan lima. Hasilnya 10 Juz.
2. Begitu selanjutnya kita lakukan dalam waktu 3 (tiga) hari.
3. Maka hasil yang didapat 30 Juz dalam waktu yang cukup singkat, hanya tiga hari.

Catatan penting: waktu tiga hari ini adalah yang tercepat, kurang dari itu tidak disukai. Karena dikhawatirkan kita tak mampu untuk mentadabburi, memahami serta merenungi ayat demi ayat sehingga apa yang dibaca tak sejalan dengan tujuan dari membaca Al Qur'an itu sendiri.

B. Khatam Dalam  Tujuh Hari.

1. Hari Pertama: baca Surat Al Fatihah, Al Baqarah, dan Ali 'Imran
2. Hari Kedua: baca surat An Nisa sampai dengan (s.d.) At Taubah
3. Hari Ketiga: baca surat Yunus s.d. An Nahl
4. Hari Keempat: baca surat Al Isra s.d. Al Furqan
5. Hari Kelima: baca surat Asy Syu'ara s.d. Yasin
6. Hari Keenam: baca surat Ash Shafat s.d. Al Hujurat
7. Hari Ketujuh (terakhir): baca surat Qaaf s.d. surat An Nas

C. Khatam Dalam Sebulan

1. Bacalah Al Qur'an setiap waktu dua lembar mushhaf (dalam Islam ada lima waktu shalat). Jadi 2 lembar x 5 waktu = 10 lembar = sebanding dengan 1 juz Al Qur'an.
Catatan: rata-rata satu juz itu terdiri dari sepuluh lembar.

2. Lakukan hal itu selama 30 hari, maka kita telah menyelesaikan membaca kitab suci ini dalam sebulan.

3. Jika kita tidak sanggup mengisi di setiap waktu, maka lakukan di waktu yang lain. Misalnya kita tidak bisa membaca Al Qur'an selesai shalat Dhuhur. Maka ganti di waktu Ashar dengan menambah menjadi 4 lembar. Begitu seterusnya.

Itulah 3 (tiga) cara mengkhatamkan Al Qur'an. Semoga kita semua lebih bersemangat lagi dalam membacanya, mentadabburi, serta berusaha semaksimal mungkin dalam mengamalkannya.
Selamat mencoba dan semoga Allah memudahkan jalan bagi kita. Amiin.

WALLAHU A"LAM BISHWAP
READ MORE - Cara Cepat Khatam Al Quran

Hari pembalasan Manusia

Kisah Manusia Pada Hari Pembalasan

Rasulullah Menceritakan Keadaan Hari Kiamat Pada Sahabat

Dari Abu Said al-Khudri bahwasanya pada suatu hari orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah dapatkah kita kelak di hari kiamat melihat Tuhan?' Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Ya. Apakah kalian terhalang melihat matahari di siang yang cerah, tanpa mendung? Apakah kalian terhalang melihat bulan pada malam purnama yang terang benderang, tanpa awan?" Para sahabat menjawab, "Tidak, ya Rasulullah." Nabi melanjutkan, "Sungguh, tidak terhalang melihat Allah ta'ala kelak di hari kiamat sebagaimana tidak terhalang melihat salah satu di antara keduanya.

           Jika terjadi kiamat, ada seseorang yang menyeru, 'Hendaklah setiap umat mengikuti kepada siapa yang disembahnya. Sehingga tidak tersisa seorangpun yang menyembah selain Allah Ta'ala seperti para penyembah patung dan berhala melainkan berjatuhan ke dalam neraka. Sesudah itu, tidak tersisa lagi kecuali para penyembah Allah dari orang-orang baik dan orang-orang durhaka, dan sisa-sisa Ahli Kitab
Kemudian dipanggil orang-orang Yahudi dan ditanyakan, 'Apa yang kalian sembah?' Mereka menjawab, 'Kami menyembah Uzair anak Allah.' Maka dijawab, 'Kalian berdusta. Tidak pernah Allah menjadikan pendamping dan anak bagiNya. Maka apakah yang kalian inginkan?'
     Mereka menjawab, 'Kami haus wahai Tuhan kami, maka berilah kami minum.' Kemudian diberikan isyarat kepada mereka dan dikatakan, 'Mengapa kalian tidak menuju ke sana?' Kemudian mereka digiring ke neraka, seolah-olah ia fatamorgana yang sebagiannya menghancurkan sebagian yang lain. Mereka pun berjatuhan ke dalam neraka.

                           Kemudian dipanggil orang-orang Nashrani dan ditanyakan, 'Apa yang kalian sembah?' Mereka menjawab, 'Kami menyembah al-Masih anak Allah.' Maka dijawab, 'Kalian berdusta. Tidak pernah Allah menjadikan pendamping dan anak bagiNya.' Kemudian ditanyakan, 'Apakah yang kalian inginkan?' Mereka menjawab, 'Wahai Tuhan kami, kami haus, oleh karena itu berilah kami minum.' Kemudian diberikan isyarat kepada mereka dan dikatakan, 'Mengapa kalian tidak menuju ke sana? Kemudian mereka digiring menuju neraka Jahannam, seolah-olah ia fatamorgana yang sebagiannya menghancurkan sebagian yang lain. Mereka pun berjatuhan ke dalam neraka.

                         Hingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah Ta'ala, dari orang yang baik dan durhaka. Allah Rabb semesta alam mendatangi mereka dalam bentuk yang mereka kenal. Kemudian Allah bertanya, 'Apa yang kalian nantikan? Hendaknya setiap umat mengikuti apa yang disembah.'
     Mereka menjawab, 'Ya Tuhan kami, kami telah memisahkan diri dari orang-orang ketika di dunia, kami tidak membutuhkan apa yang mereka kejar, kami pun tidak berteman dengan mereka.'
Kemudian Allah berfirman, 'Aku adalah Rabbmu.' Maka mereka berkata, 'Kami berlindung kepada Allah, kami tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun,' (2 atau 3 kali). Bahkan hampir-hampir di antara mereka ada yang terbalik mengucapkan.

                    Allah bertanya, 'Apakah antara kalian dan Rabbmu ada tanda yang kalian kenal?' Mereka menjawab, 'Ya.' Maka disingkapkannyalah as-Saaq (betis). Maka tidak ada yang tersisa dari orang-orang yang bersujud kepada Allah (orang mukmin) kecuali dizinkan bersujud kepadaNya. Dan tinggallah orang-orang yang bersujud karena riya’, maka dijadikan punggungnya oleh Allah satu tingkatan. Setiap kali akan bersujud, maka tersungkur. Kemudian mereka mengangkat kepala mereka.
     Dan Allah telah merubah bentuk dari bentuk yang pertama kali mereka lihat. Kemudian berfirman, 'Aku adalah Rabbmu.' Mereka menjawab, 'Engkau lah Tuhan kami.'
Kemudian jembatan dibentangkan di atas Jahannam, dan syafaat diberlakukan. Mereka berkata, 'Ya Allah, selamatkan, selamatkan'."

                     Ditanyakan kepada Rasulullah, "Apakah yang dimaksud jembatan itu?" Beliau 'alaihi wa sallam menjawab, "Titian licin yang menggelincirkan, padanya terpasang besi pengait yang bengkok, juga besi-besi runcing, seperti duri pohon Sa'dan.
         Di antara orang-orang mukmin ada yang melewati titian itu dalam sekejap mata, cepat seperti kilat, atau angin yang bertiup atau burung yang melesat, atau kuda yang berlari kencang, atau secepat kendaraan. Di antara mereka ada yang selamat, ada yang luka dan terlempar, ada yang tertimbun di kedalaman jahannam.

     Jika orang-orang mukmin telah melewati neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggamanNya, tidaklah salah seorang di antara kamu yang benar-benar bersumpah kepada Allah kecuali meminta meneliti kebenaran dari sesama mukmin yang masih di dalam neraka kepada Allah pada hari kiamat. Mereka berkata, 'Wahai Tuhan kami, dulu mereka berpuasa, shalat dan haji bersama-sama kami!'
Kemudian dikatakan kepada mereka, 'Silahkan kalian mengeluarkan orang-orang yang kalian kenal!' Lantas tubuh mereka diharamkan tersentuh api neraka. Mereka dapat membebaskan sejumlah orang.
Ada pula yang tenggelam di dalam neraka sampai pertengahan betisnya, atau sampai lututnya, kemudian mereka berkata, 'Wahai Rabb kami, sudah tidak tersisa walau seorangpun yang engkau perintahkan untuk mengeluarkan darinya.' Allah berfirman, 'Kalau demikian, kembalilah. Dan siapa saja yang kalian dapati dalam hatinya kebaikan seberat dinar, maka keluarkanlah mereka.' Kemudian dikeluarkan sejumlah besar manusia.

          Kemudian mereka berkata, 'Ya Rabb, sudah tidak ada lagi orang yang harus dikeluarkan sebagaimana yang Engkau perintahkan.'
Allah berfirman, 'Kalau demikian kembalilah. Dan siapa saja yang kalian dapati dalam hatinya kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah mereka.' Maka dikeluarkanlah sejumlah besar manusia dari neraka.
Kemudian mereka berkata, 'Ya Rabb, sudah tidak ada lagi orang yang harus dikeluarkan sebagaimana yang Engkau perintahkan.'
Allah berfirman, 'Kalau demikian kembalilah. Dan siapa yang kalian dapati di dalam hatinya kebajikan seberat zarrah, keluarkan mereka.'
Maka dikeluarkan dari mereka sejumlah besar manusia.
Mereka berkata, 'Ya Rabb, tidak tersisa lagi kebaikan di neraka."
Berkenaan dengan hal ini, Abu Said al-Khudri berkata, "Jika kalian tidak mempercayai hadits ini, bacalah sekiranya kalian mau ayat,artinya,
'Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar.' (An-Nisa’: 40).

           Allah Ta'ala berfirman, 'Para Malaikat, Nabi dan orang-orang mukmin memberikan syafaat, dan yang tinggal adalah orang-orang yang paling dikasihi.' Kemudian Allah menggenggam satu genggaman neraka dan Allah mengeluarkan dari neraka itu orang-orang yang belum pernah berbuat kebaikan sedikitpun, mereka telah kembali menjadi arang, kemudian mereka ini lemparkan ke dalam sungai di tepi surga yang disebut dengan sungai kehidupan.

        Mereka ini keluar dari neraka sebagaimana biji-bijian yang terbawa arus banjir. Tidakkah kalian sesekali melihatnya terserempet batu, atau pohon, pohon itu ke arah matahari terkadang menjadi putih atau hijau, dan yang condong ke arah bayangannya berwarna putih.
Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, Seakan-akan engkau menggembala di wilayah pedusunan.' Rasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Orang-orang tadi keluar laksana mutiara yang di lehernya terdapat kalung, yang dikenali para penghuni surga. Mereka itulah orang-orang yang dibebaskan, Allah memasukkan mereka ke dalam surga tanpa amalan yang mereka kerjakan dan tanpa kebaikan yang selama ini mereka berikan.
Allah berkata kepada mereka, 'Masuklah kalian ke surga, apa yang kalian lihat adalah milik kalian.' Mereka menjawab, 'Ya Rabb, Engkau memberikan kami kenikmatan yang tidak Engkau berikan kepada seorangpun di alam raya ini.' Allah berfirman, 'Aku memiliki yang lebih afdhal dari pemberianKu itu.' Mereka bertanya, 'Wahai Tuhanku, Apakah yang lebih afdhal dari semua itu?' Allah Ta'ala menjawab, 'RidhaKu, setelah itu Aku tidak murka lagi' [1]
_________________
[1] HR. Al-Bukhari, 7439; Muslim, 183.

DIANGKAT DARI BUKU 100 SIKSA DARI KUBUR/ karya haqiqi alif
WALLAHU A'LAM BISHWAP
READ MORE - Hari pembalasan Manusia

Selalu Berpikir Positif

                                     Berpikir
Diceritakan dari buku tafsir milik Ibnu Katsir, seorang sahabat Nabi yaitu Ibnu Abbas mengisahkan, suatu hari datang beberapa orang Quraisy kepada kaum Yahudi dan bertanya,’’Apa yang dibawa Nabi Musa  kepada kalian (mukjizat)?”

Mereka menjawab,’’Tongkatnya serta tangannya yang putih bersinar bagi yang melihat.’’ Lalu mereka mendatangi kaum Nasrani dan bertanya,”Apa yang dibawa Nabi Isa kepada kalian (mukjizat)?’’
Mereka kemudian menjawab, ”Ia mampu menyembuhkan kebutaan, penyakit kusta, dan mampu menghidupkan orang mati.’’

Lalu merekapun mendatangi Nabi Muhammad dan berkata, ”Mintakanlah kepada Tuhanmu supaya Ia mengubah Bukit Shafa menjadi emas.” Nabi Muhammad berdoa kepada Allah akan hal tersebut.

Maka turunlah ayat yang berbunyi, ”Sesungguhnya pada penciptaan bumi dan langit serta pergantian siang dan malam terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi para ulil albab.’’ (QS Ali Imran :190).

Apa maksud diturunkannya ayat ini? Siapa itu ulul albab? Memang sebagai manusia terkadang kita hanya ingin sesuatu yang jelas, nyata, dan praktis. Seperti kafir Quraisy yang meminta  Nabi supaya Allah mengubah Bukit Shafa menjadi bukit emas.

Namun Allah memberikan kunci dalam memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya yang ada di dunia ini bagi manusia. Yaitu dengan menjadiulul albab, yaitu manusia berpikir, yang menggunakan otak serta hatinya dalam memahami tanda kekuasaan-Nya.

Ada sebuah syair Arab terkenal yang berbunyi, ”Apabila manusia memikirkan segala kelakuannya, maka ia akan menyadari pelajaran di dalamnya.’’

Andai saja manusia menyempatkan waktunya untuk berpikir, memikirkan hakikat penciptaan dirinya, dunia seisinya seperti yang sudah dicontohkan di atas yaitu penciptaan langit dan bumi betapa dahsyatnya penciptaan itu.

Lalu pergantian siang dan malam, kenapa matahari selalu terbit dari timur, adakah manusia yang mampu menerbitkannya dari barat?

Nabi Isa pernah berkata, “Alangkah baiknya orang yang di setiap perkataannya untuk berzikir, diamnya untuk berpikir, dan penglihatannya untuk belajar.’’

Pernahkah Anda membayangkan,  ada manusia yang setiap kata dari mulutnya selalu digunakan untuk berzikir, entah untuk dirinya sendiri maupun untuk mengingatkan orang lain, bahkan diamnya pun berguna untuk berpikir?

Orang yang mampu melakukan ini akan menjadikan semua penglihatan dan panca indra lainnya sebagai hikmah dan pelajaran. Jadi, mari saudaraku, kita sempatkan waktu kosong kita atau saat kita diam untuk sejenak berpikir.

Karena, inilah kunci yang dimaksud untuk memahami tanda-tanda kekuasaan Allah selama di dunia dan merupakan pembeda antara kita para Mukmin dan mereka para kaum kafir yang keras kepala dalam menerima bukti-bukti yang datang pada mereka.

Jika sudah, ada satu pesan bagi ikhwah sekalian, ubahlah kataseandainya menjadi semoga diiringi dengan niat yang tulus serta kerja keras niscaya kita akan melihat betapa indahnya dunia ini.


 DIANGKAT DARI REPUBLIKA.COM/2013
WALLAHU A'LAM BISHWAP
READ MORE - Selalu Berpikir Positif

Setan Yang Menggangu Manusia

Setan Berkalung Sorban

Dalam kitab Sahih al-Bukhari, ada kisah menarik. Sahabat Abu Hurairah ditugasi Nabi SAW untuk menjaga gandum hasil zakat. Tiba-tiba, pada malam hari ada seorang lelaki berbadan kekar dengan memanggul karung mencuri gandum tersebut.

Abu Hurairah kemudian menangkapnya dan akan menghadapkannya kepada Nabi, tapi pencuri tadi memelas, dia merayu Abu Hurairah agar melepaskannya. Abu Hurairah kemudian melepaskannya dan memintanya berjanji agar tidak mengulangi perbuatan tersebut.

Esok harinya, Abu Hurairah ditanya Nabi, “Hai Abu Hurairah, apa yang kamu lakukan terhadap orang yang kamu tangkap tadi malam?” Abu Hurairah menceritakan kejadian itu kepada beliau. Nabi kemudian berkata, “Awasilah, nanti malam dia akan datang lagi.”

Benar, pada malam kedua pencuri itu datang lagi dan mencuri gandum. Abu Hurairah menangkapnya lagi dan pencuri itu kembali merayu sehingga Abu Hurairah melepaskannya.

Esok harinya, Nabi menanyakan kepada Abu Hurairah seperti pertanyaan yang kemarin, Abu Hurairah juga menjawab seperti itu. Nabi kemudian berkata, “Ingatlah, nanti malam dia akan datang lagi.

Abu Hurairah mulai curiga, mengapa pencuri ini terus melakukannya. Dan, Abu Hurairah berjanji dalam hati, “Nanti malam, tidak mungkin aku lepaskan kalau dia mencuri lagi.” Benar, pada malam ketiga pencuri itu datang dan mencuri lagi.

Maka, Abu Hurairah seperti janji pada dirinya akan melaporkan dan membawa pencuri itu kepada Nabi, Abu Hurairah tidak akan melepaskannya.

Namun, sebelum berangkat menghadap Nabi, pencuri itu meminta kepada Abu Hurairah untuk sedikit berbicara dan Abu Hurairah mempersilakannya. “Hai Abu Hurairah, maukah kamu saya beri amalan-amalan?” begitu kata pencuri tadi kepada Abu Hurairah.

Abu Hurairah langsung kaget, dalam hati ia berkata, “Ini pencuri kok mau ngasih amalan-amalan. Jangan-jangan dia seorang ustaz.” Abu Hurairah pun penasaran. Maklum, para sahabat Nabi senang dengan amalan-amalan.

Amalan apakah itu?” tanya Abu Hurairah. Pencuri tadi menjawab, “Hai Abu Hurairah, bacalah ayat Kursi sebelum kamu tidur maka Allah akan menjaga kamu malam itu dari godaan setan.” Mendengar jawaban itu, Abu Hurairah langsung melepaskannya.  

Dalam hati, ia berkata, “Pencuri ini benar-benar seorang ustaz.” Esok harinya, Nabi menanyakan hal itu lagi kepada Abu Hurairah dan Abu Hurairah menceritakan pencuri itu memberikan amalan. Nabi kemudian menanyakan, “Amalan apakah itu?”

Abu Hurairah menjawab seperti yang dikatakan pencuri itu tadi malam. Nabi berkata, “Amalan yang dia berikan itu benar, tetapi dia itu bohong.” Nabi kemudian bertanya, “Hai Abu Hurairah, tahukan kamu siapakah yang datang tiga malam berturut-turut itu?

Abu Hurairah menjawab, “Tidak tahu.” Nabi berkata, “Dia itu adalah setan.” Dari hadis ini, ada pelajaran menarik. Pertama, setan dapat menjelma menjadi manusia.

Kedua, dalam rangka mengecoh dan mencari korban, setan dapat menjelma menjadi sorang ustaz ataupun ustazah dengan segala atribut dan nasihat-nasihatnya. Di sinilah, banyak orang terkecoh dengan penampilan setan.

Apabila yang digoda seorang yang senang beribadah, setan tidak akan menyuruhnya bermain judi, mencuri, korupsi, dan sebagainya. Tetapi, setan menyerunya melakukan perbuatan yang lahiriahnya adalah sebuah ibadah.

Ketika sebuah ibadah dilakukan tidak dalam rangka menjalankan perintah Allah dan atau rasul-Nya, apalagi dalam rangka memenuhi keinginan selera alias hawa nafsu yang dibisik oleh setan, di sinilah ibadah itu bukan untuk Allah, melainkan untuk setan.

Untung, Abu Hurairah diberitahu Nabi bahwa wiridan tersebut benar, sehingga ia megamalkannya bukan karena mengikuti perintah setan, tapi mengikuti perintah Nabi.

Hadis ini juga memberikan peringatan kepada kita agar hati-hati menghadapi rayuan setan karena boleh jadi setan betina tampil dengan jilbab dan busana Muslimah dan setan jantan tampil dengan berkalung sorban.

DIANGKAT DARI REPUBLIKA.COM/2013
WALLAHU A'LAM BISHWAP

READ MORE - Setan Yang Menggangu Manusia

Bilal Menangis saat Adzan


Adzan Kerinduan Bilal
Selang beberapa waktu usai Nabi Muhammad saw wafat, sahabat Bilal ra. menghadap Sayyidina Abu Bakar ra untuk meminta izin meninggalkan Madinah dan pindah ke wilayah Syam. 

“Apa alasanmu wahai Bilal?” tanya Abu Bakar Asshidiq ra.

"Di sini terlalu banyak kenangan bersama Rasulullah, sehingga ketika menatap setiap sesuatu yang pernah Rasulullah ‘sentuh’ , di situ ada banyangan yang mulia, sehingga hatiku terlalu rapuh dan mata ini terlalu berat untuk tidak menangis karena kecintaan yang begitu agung dan tulus,” jawab Bilal.

Setelah diizinkan, Bilal kemudian menetap di desa Bidariyan, dekat dengan Syam. Bilal pun tak lagi mengumandangkan azan. Bukan enggan, tetapi karena tak kuat bila sampai lafal “Asyhadu anna muhammadan rasulullah”. Perasaannya berkecamuk dan tak kuasa menahan air mata, teringat akan Rasulullah saw

Syahdan, di zaman khalifah Umar bin Khattab yang diangkat untuk menggantikan Abu Bakar yang telah wafat, pada suatu hari, Bilal bermimpi melihat Nabi. Rasulullah SAW berkata kepada Bilal, "Engkau tega, wahai Bilal. Kenapa engkau tidak menziarahiku lagi?"

Bilal bergegas bangun setelah ditegur demikian, dan segera meringkasi barang-

barangnya dan berangkat ke Madinah. Sampai di sana, ia langsung ke makam Nabi dengan berurai air mata dan menciumkan wajahnya di makam Nabi.

Setelah berziarah, Bilal menghadap cucu Nabi, Hasan dan Husain. Keduanya mengatakan kepada Bilal, "Kami ingin mendengarkan azan-mu, hai muazin Nabi, sebagaimana pada masa Rasulullah."

Bilal pun naik ke menara, sesaat kemudian terdengar suara adzan khas bilal yang mampu menggetarkan kota. Penduduk kota Madinah tersentak kaget, dan puncaknya ketika sampai pada kalimat asyhadu anna muhammadan rasulullah, Bilal tak sanggup melanjutkannya.

Sementara itu, hampir semua penduduk Madinah keluar dari rumah, menuju ke masjid sambil meneriakan kata: “Apakah Rasulullah diutus kembali?”

Sesampainya di masjid, mereka menangis bersama, tangis penuh kerinduan, rasa kangen kepada sang kekasih mulia, Nabi Muhammad saw.

Wahai para pembaca, apakah cinta dan kerinduan itu hanya milik mereka, atau kita juga merasakan kerinduan yang sama? Mari Bersholawat ALLAHUMA SALLI ALLA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALLA ALLI SAYYIDINA MUHAMMAD



DIANGKAT DARI REPUBLIKA.COM/2013
WALLAHU A'LAM BISHWAP

READ MORE - Bilal Menangis saat Adzan

Amal Shalih Bukan Jaminan untuk masuk Surga


  • Bukan Jaminan Masuk surga Bila Riya

        Rahmat Dan Ridha Allah ini diraih dengan Mentaati Segala perintahnya dan Menjauhi Segala Larangannya.Sampai Rasullulah SAW Bersabda: " Tidak Ada seorang pun dari Kalian yang Amalnya bisa Menyelamatkan dirinya . "Lantas Para sahabatnya bertanya: "Termasuk Engkau juga Tidak bisa Menyelamatkan?. "Beliau menjawab: "Aku juga Tidak bisa Menyelamatkan,kecuali bila Allah Melimpahkan Ampunan dan Rahmatnya

 Rasullulah SAW Bersabda: " TIdak ada amal seorang pun yang bisa memasukkannya ke surga." Lalu ditanyakan:" Engkau juga Tidak bisa masuk Ke surga?".Beliau Menjawab."Aku juga tidak bisa,kecuali dengan Limpahan Rahmat tuhanku."

     "Jabir Berkata: Aku mendengar Rasullulah SAW bersabda:"Amal salah seorang dari kalian tidak bisa Menyebabkan kalian masuk surga,dan Tidak bisa menyebabkan kalian terlempar kedalam Neraka.Aku Juga tidak bisa kecuali,Dengan Rahmat Allah SWT."
                      Abdurrahman bin Auf mendapat hadist Dari Aisyah r.a istri Nabi SAW,ia berkata: Rasullulah SAW Pernah bersabda: "Istiqomalah kalian,Bertaqarubblah Kalian dan Bergembiralah kalian,Sesungguhnya Tidak ada amal seorang pun yang bisa Menyebabkan masuk surga".Para sahabat bertanya:"Termasuk Engkau juga tidak Bisa Ya rasullulah?".beliau menjawab : "Aku pun tidak bisa,Kecuali bila Allah Melimpahkan rahmatnya.Karena itu Beramallah kalian,Sesungguhnya Amal yang paling Disukai Allah adalah yang Ikhlas Meskipun Sedikit.

  Dengan Demikian,Seseorang tidak Bisa Mengandalkan amal ibadahnya Sebagai jaminan Bahwa dirinya Nanti pasti Masuk surga.Hanya Rahmat Allah dan Ridha Allah-Lah yang bisa Memasukkannya ke Dalam Surga
    Oleh karena itu,Dalam Setiap Menjalankan amal ibada Supaya Didasari keikhlasan,Semata-mata mencari rahmat dan Ridha Allah,Tidak karena Lain.Sebab bila Yang dicari itu Surga Dapat menjebak Seseorang Terjurumus Dalam Perbuatan Riya dan Takkabur


DIANGKAT DARI BUKU 100 SIKSA DARI KUBUR/KARYA HAQIQI ALIF
 WALLAHU A'LAM BISHWAP 
READ MORE - Amal Shalih Bukan Jaminan untuk masuk Surga

Sunnah Pada Hari jumat



Adab Pada Hari Jumat Sesuai Sunnah Nabi



Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memuliakannya. Keutamaan yang besar tersebut menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya msenyambut hari tersebut agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta’ala. Berikut ini beberapa adab yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jumat.
1. Memperbanyak Sholawat Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah sholawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata: ‘Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?’ Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” (Shohih. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i)
2. Mandi Jumat
Mandi pada hari Jumat wajib hukumnya bagi setiap muslim yang balig berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri, di mana Rasulullah bersabda yang artinya, “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh.” (HR. Bukhori dan Muslim). Mandi Jumat ini diwajibkan bagi setiap muslim pria yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya adalah sebelum berangkat sholat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini seperti halnya mandi janabah biasa. Rasulullah bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi Jumat seperti mandi janabah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Menggunakan Minyak Wangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Bersegera Untuk Berangkat ke Masjid
Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat Jumat.” (HR. Bukhari). Al Hafidz Ibnu Hajar berkata,“Makna hadits ini yaitu para sahabat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika panas, sesungguhnya para sahabat tidur terlebih dahulu, kemudian sholat ketika matahari telah rendah panasnya.” (Lihat Fathul Bari II/388)
5. Sholat Sunnah Ketika Menunggu Imam atau Khatib
Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu menuturkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini sampai jum’at berikutnya ditambah tiga hari.” (HR. Muslim)
6. Tidak Duduk dengan Memeluk Lutut Ketika Khatib Berkhotbah
“Sahl bin Mu’ad bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah (duduk sambil memegang lutut) pada saat sholat Jumat ketika imam sedang berkhotbah.” (Hasan. HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
7. Sholat Sunnah Setelah Sholat Jumat
Rasulullah bersabda yang artinya, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat Jumat, maka sholatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka sholatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.” (HR. Muslim, Tirmidzi)
8. Membaca Surat Al Kahfi
Nabi bersabda yang artinya, “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat.” (HR. Imam Hakim dalam Mustadrok, dan beliau menshahihkannya)
Demikianlah sekelumit etika yang seharusnya diperhatikan bagi setiap muslim yang hendak menghidupkan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika di hari Jumat. Semoga kita menjadi hamba-Nya yang senantiasa di atas sunnah Nabi-Nya dan selalu istiqomah di atas jalan-Nya.


WALLAHU A'LAM BISHWAP
READ MORE - Sunnah Pada Hari jumat

Bumi dan Kubur memanggil

Bumi dan Kubur memanggil

              Anas bin malik ra berkata : Bahwa bumi setiap hari memanggil dengan sepuluh kalimat,yaitu:

  1. "Wahai anak Adam,Engkau berjalan di atas punggungku dan Engkau akan kembali ke Dalam perutku.
  2. "Engkau berma'shiyat di atas punggungku,maka Engkau akan Menangis dalam Perutku."
  3. "Engkau tertawa di atas punggungku,Maka engkau akan Menangis Dalam perutku."
  4. "Engkau makan barang haram diatas Punggungku,Maka engkau akan Dimakan ulat dalam Perutku."
  5. "Engkau bergembira Di atas punggungku,Maka engkau akan Bersedih dalam perutku."
  6. "Engkau mengumpulkan barang haram Di atas punggungku,Maka Engkau akan Hancur dalam Perutku."
  7. "Engkau berlaku sombong diatas Punggungku Maka engkau akan Terhina dalam Perutku."
  8. "Engkau berjalan dengan senang Di atas punggungku,Maka engkau akan jatuh susah dalam Perutku."
  9. "Engkau berjalan dengan orang Banyak Di atas punggungku,Maka engkau akan duduk sendirian dalam Perutku."
  10. "Engkau berjalan di bawah Cahaya Di atas punggungku,Maka engkau akan duduk dalam Gelapnya Perutku."
               Dalam hadits dijelaskan : bahwa kubur itu setiap hari memangil dengan 3 kali seruan yaitu :
  1. "Aku ini adalah rumahnya orang sendirian, rumah duka cita, rumah kalajengking, dan rumah ular."
  2. "Aku adalah Rumah kegelapan."
  3. "Aku adalah Rumah ulat,dan apa Persiapanmu sebelum Memasuki aku ?"
Ada pula yang mengatakan : Bahwa kubur itu Setiap hari memanggil dengan Lima kali panggilan yaitu:,
  1. "Aku adalah Rumah orang sendirian,Maka carilah Teman yang setia untukmu Dengan banyak Membaca Al quran."
  2. "Aku adalah Rumah kegelapan,Maka terangilah aku Dengan Shalat Malam."
  3. "Aku  adalah Rumah debu,Maka bawalah Tikar Dengan banyak Beramal Shalih."
  4. "Aku adalah Rumah besar,Maka bawalah penawarnya dengan membaca Yang  disertai air Mata(karena rasa takutnya Kepada Allah SWT)
  5. "Aku adalah rumah pertanyaan Munkar dan Nakir,Maka perbanyaklah di atas punggungku Dengan membaca 
 Supaya dirimu bisa Menjawab Pertanyaan dari Munkar dan Nakir."




DIANGKAT DARI BUKU 100 SIKSA DARI KUBUR/KARYA HAQIQI ALIF
WALLAHU A'LAM BISHWAP 

READ MORE - Bumi dan Kubur memanggil
 

Anda bisa mencari disini

Statistik pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.